Menanggapi berbagai kasus penembakan dan tanggapan yang datang dari berbagai pihak,
PMNews menyempatkan diri menelepon langsung Panglima Tertinggi Komando Revolusi Tentara Revolusi
West Papua, Gen.
TRWP Mathias Wenda
di Markas Pusat Pertahanan (MPP). Berbagai tanggapan dari dalam negeri
dan luar negeri disampaikan. Gen. Wenda terfokus kepada berbagai
tanggapan secara rentetan yang disampaikan oleh Ketua Sinode GKI
Papua, Pdt. Albert Yoku. Secara langsung Gen. Wenda nyatakan,
Jangan tanyakan saya komentari semua tanggapan, saya mau nyatakan kepada orang Papua
semua, baik gembala ataupun domba-domba di seluruh dunia, bahwa Pdt.
Albert Yoku itu Serigala berbulu Domba, Gembala yang ditugaskan untuk
mengamankan pembunuhan oleh sang serigala. Saya yakin, semua domba dalam
pengembalaannya hari ini tidak sejahtera melihat sang Gembala berbulu
Serigala terlibat politik praktis NKRI. Sangat memalukan. Dulu Gembala
dari Gereja lain yang jadi serigala, sekarang GKI yang jadi serigala.
Memalukan.
Berikut petikan wawancara.
PMNews: Selamat pagi dan selamat atas kesuksesan peristiwa bersejarah dalam perjuangan bangsa
Papua yang baru-baru berakhir di Vanuatu, di mana Sdr. Okto Motte terpilih menjadi Sekjend, dan Sdr.
Benny Wenda menjadi Jurubicara perjuangan
Papua Merdeka.
TRWP: Selamat pagi. Saya perbaiki dulu pernyataan Anda. Okto Motte dan
Benny Wenda itu tidak dipilih untuk perjuangan
Papua Merdeka saja, tetapi tujuan utama ialah menyatukan semua bangsa
Papua,
ras Melanesia, baik yang ada di dalam negeri, yang ada di rimba, yang
ada di luar negeri, dan di mana-pun. Kita semua punya. Jadi, bapak kasih
nama itu organ dengan nama "Payung Identitas". Itu payung identitas.
Bapak sebenarnya sedikit tidak setuju dengan nama yang mereka kasih,
karena tujuan payung itu bukan untuk memecah-belah ras Melanesia, tetapi
tujuannya untuk menyatukan orang
Papua Merah-Putih, orang
Papua Bintang Kejora, orang
Papua Bintang Empatbelas, orang
Papua Bintang apa saja semua bersatu menjadi orang Melanesia dan datang kepada Indonesia dan MSG untuk melamar menjadi anggota MSG.
Jadi, organisasi yang berjuang untuk merdeka dari NKRI itu sudah ada,
tidak diganti, tidak dirubah, tidak dilebur, tidak disatukan. Semua ada
di tempat masing-masing, dengan tugas masing-masing.
Sekali lagi, mari orang Melanesia bersatu, mari NKRI kalau bilang NKRI hadir untuk memajukan
Papua maka mari berikan fasilitas negara dan perlindungan kepada semua orang di Parlemen Nasional
West Papua, Majels Rakyat
Papua,
DPRP yang ada di dua provinsi NKRI. Jokowi jangan hanya jago kandang,
Jokowi saya tantang berani bermain di politik regional dan internasional
secara laki-laki. Jangan hanya berani menjinakkan Prabowo waktu selesai
Pemilu, sekarang buktikan permainan yang dinantikan orang Indonesia
dengan memberikan fasilitas dan perlindungan kepada semua orang
Papua di manapun kami berada untuk mendaftarkan diri menjadi anggota MSG.
PMNews:Fokus pertanyaan kami sebenarnya tadi terkait
dengan pernyataan dan tanggapan dari berbagai pihak terhadap peristiwa
pelanggaran HAM yang dilakukan NKRI di Tanah
Papua pada kahir tahun ini.
TRWP: Jangan tanyakan saya komentari semua tanggapan, saya mau nyatakan kepada orang
Papua
semua, baik gembala ataupun domba-domba di seluruh dunia, bahwa Pdt.
Albert Yoku itu Serigala berbulu Domba, Gembala yang ditugaskan untuk
mengamankan pembunuhan oleh sang serigala. Saya yakin, semua domba dalam
pengembalaannya hari ini tidak sejahtera melihat sang Gembala berbulu
Serigala terlibat politik praktis NKRI. Sangat memalukan. Dulu Gembala
dari Gereja lain yang jadi serigala, sekarang GKI yang jadi serigala.
Memalukan.
Dulu saya say Herman Saut dan Ketua Sinode sebelumnya tidak sejahat
gembala ini. Saya heran ini instruksi dari Ondoafinya Fransalbert Joku
atau ini instruksi dari NKRI langsung. Ini mengindikasikan campurtangan
Indonesia ke dalam sistem penggembalaan jemaat di Tanah
Papua sangat kental. Kemarin-kan gereja lain yang dikekang, sekarang GKI yang dikekang.
Saya ini gembala, saya bukan gembala gereja, tetapi gembala
perjuangan sebuah bangsa terjajah, jadi saya tahu saat serigala muncul
bagaimana para domba berikan reaksi. Pasti Tuhan sedih melihat ini.
Kemarin Tuhan sedih karena Serigala berbulu Gembala ada di gereja lain,
sekarang Tuhan sedih kembali karena ada di dalam gereja GKI.
PMNews: Ini tuduhan sangat langsung dan antara
sesama gembala apakah ini tidak membahayakan penggembalaan Bapak sebagai
gembala dengan Pdt. Yoku sebagai gembala?
TRWP: Pdt. Yoku tidak memiliki sifat Yesus, Sang
Gembala Agung. Saya pimpin perjuangan ini sebagai Panglima Tertinggi
Komando Revolusi tetapi saya tunduk kepada Panglima Agung saya, Yesus
Kristus sebagai Tokoh Revolusioner Semesta Sepanjang masa. Apakah Pdt.
Yoku tunduk kepada Sang Gembala Agung? Mana buktinya?
Kenapa NKRI yang bunuh rakyat tidak pernah dia kutuk? Rakyat
Papua
membalas kebrutalan NKRI, malah dia kutuk? Ingat, kutuk itidak boleh
dikeluarkan sembarang, apalagi oleh sang gembala jemaat Tuhan, apalagi
yang menjadi korban ialah orang
Papua. Sang gembala harus tahu siapa yang menjadi korban dalam kasus-kasus di Tanah
Papua.
Gembala Jemaat harus tahu dalam
kasus hubungan NKRI-Papua ini siapa yang dikorbankan dan siapa yang
mengorbankan; siapa yang menjadi serigala dan siapa yang menjadi
gembala, siapa yang memangsa dan siapa yang dimangsa. Jangan marah
kepada domba yang lari ke jurang lalu serigala ikut jatuh ke jurang lalu
dibilang saya kutuk domba jatuh ke jurang karena itu menyebabkan
serigala juga jatuh ke jurang. Ini gembala jahat! Saya tahu Tuhan
sama-sama dengan saya, saya tahu Tuhan tidak senang melihat gembalanya
disulap jadi serigala untuk kepentingan politik penjajah.
PMNews: Sulit Pada posisi sulit dalam hal ini, karena ....
TRWP: Stop dulu, kalian takut karena takut kepada
Pdt., bukan? Jangan takut kepada Pendeta kalau dia sudah jelas menjadi
serigala. Takutlah kepada Tuhan yang punya jemaat, yang telah bangun
kerajaan di Tanah
Papua,
yang menamai Tanah ini sebagai Tanah Surgawi, Bumi Cenderawasih. Jangan
main-main di atas tanah ini. Semua yang bermain-main akan lenyap. Tanah
ini akan mengatasi mereka.
PMNews: Kami tertarik dengan serigala berbulu domba yang dulu, yang sudah diganti kata Bapak?
TRWP: Itu sudah bukan saatnya disebut, tidak perlu dibahas.
PMNews: Baik. Terimakasih banyak. Kami akan tanyakan
besok tentang pernyataan Bapak di awal tadi tentang penangangkatan
Motte dan Wenda. Untuk sekarang sekian dulu.
TRWP: Ya, baik. Terimakasih.