Unknown |
05.42 |
Sejarah OPM
Pada mulanya
OPM didirikan di Manokwari pada Februari 1965,
tepatnya di Sanggeng pada rumah keluarga Watofa, pertemuan ini dihadiri
oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari seperti kepala suku
Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr.
John Jambuani,
Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa
anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari,
Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain.
Organ ini didirikan dengan nama Organisasi Pembebasan Papua Merdeka
(OPPM) namun hingga saat ini sengaja dikeluarkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia bahwa itu adalah
OPM (Organisasi Papua Merdeka), atau
dengan kata lain bahwa itu organ yang baru membentuk suatu perjuangan
agar bisa dikatakan sebagai Sepataratis – Makar – Terroris dan lain
sejenisnya. Dikatakan demikian karena Pemerintah Republik Indonesia
sengaja melepaskan kata Pembebasan sehingga mengandung arti sedemikian
rupa.
Organisasi ini didirikan dengan dengan tujuan untuk bergelirya di
seluruh daerah kepala burung (Vogel Kop) pulau Papua dengan dibentuknya
tuju (7) Batalyon Kasuari dan dibantu oleh beberapa Komandan Peleton.
Berikut adalah ketuju komandan Batalyon Kasuari tersebut, yaitu antara
lain :
- Batalyon Kasuari I dipimpin oleh Ex. PVK Sergean Permenas Ferry
Awom, beliau merangkap sebagai Panglima Umum. Dengan daerah Operasi
yaitu Manokwari Kota dan Menyambow.
- Marthinus Jimmy Wambrau (Komandan Batalyon Kasuari II) dengan daerah
Operasi yaitu Pesisir Pantai Utara (Saukorem, Arfu, Numbrani, Sidei,
dan Nuni).
- Marthen Rumbiak (Komandan Batalyon Kasuari III) dengan daerah
Gerilya yaitu Manokwari Timur (Ransiki, Windesi, Oransbari, dan Wasior).
- Ex. Komandan Polisi Papua, Yohanes. C. Jambuani (John Caprini
Jambuni) sebagai Komandan Batalyon Kasuari IV. Dengan daerah gerilya
yaitu Warsnembri, Kebar, Saukorem dan Manokwari Kota).
- Silas wompere (Ex. Sergean PVK) sebagai Komandan Batalyon Kasuari V,
dengan daerah gerilya di A3 (Ayamaru, Aifat dan Aitinyo). Namun dalam
gerilya beliau dibunuh di Ayamaru oleh komandan Peleton (anak buahnya)
yaitu Martinus Prawar.
- Ex. Polisi Papua, Fred Ajoi (Komandan Batalyon Kasuari VI) dengan daerah Operasi yaitu Kebar, Merdei, Menyambow, dan Manokwari).
- Ex. Angkatan Laut Papua, Daniel Wanma sebagai Komandan Batalyon
Kasuari VII. Dengan daera Gerilya yaitu Sausapor, Saukorem, Teminabuan,
dan Sorong Kota).
Sejarah Singkat Terbentuknya Organisasi Pemberontak Papua Merdeka (OPM)
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan separatis yang
didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua
bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi,
provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil
dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian
Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan
wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian
antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah
tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang
merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai
penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.


Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang
lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera
Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat.
Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer
Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.(orde baru). Tahun 1982
Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah
untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung
kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain
melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.


Kesenjangan sosial yang sangat begitu tajam antara warga pendatang
dan warga asli serta eksploitasi alam bumi Papua yang membabi buta
semakin menambah deretan alasan pembenaran gerakan separatis ini.
Pemerintah pusat mesti serius mengatasi ini, bukan hanya dengan upaya
pendekatan militer, akan lebih baik bila dikedepankan upaya diplomatis
dan pendekatan perhatian kesejahteraan para warga asili Papua yang masih
banyak yang belum tersentuh dari hiruk pikuknya pembangunan
Bagaimanakah sisi kehidupan mereka dalam melakukan kegiatannya,
berikut kita bisa lihat aktifitas mereka sehari hari di hutan dan
pedalaman Papua dalam upaya gerilya mewujudkan keinginan mereka membuat
negara sendiri terpisah dari negara kesatuan Republik Indonesia
(koranmaya.info).
Category:
Foto,
Organisasi Papua Merdeka